Harga emas mencapai rekor tertinggi lainnya selama sesi Amerika Utara hari Senin, namun menghentikan kenaikannya di tengah meningkatnya imbal hasil obligasi Treasury AS dan Dolar AS yang kuat. Ketegangan di Timur Tengah dan ketidakpastian seputar pemilihan presiden di Amerika Serikat (AS) meningkatkan arus menuju aset safe haven selama lima hari perdagangan terakhir. Pada saat penulisan, XAU/USD diperdagangkan pada $2.718, sedikit turun 0,09%.
Sentimen pasar bergeser negatif di tengah persaingan ketat dalam pemilihan AS. Reuters mengungkapkan bahwa Wakil Presiden Kamala Harris mengungguli mantan Presiden Donald Trump 45% berbanding 42% dalam pemungutan suara umum. Namun, pemenangnya akan ditentukan oleh hasil Electoral College negara bagian demi negara bagian.
“Jajak pendapat menunjukkan Harris dan Trump bersaing ketat di negara-negara bagian medan pertempuran itu, dengan banyak hasil dalam batas kesalahan,” melalui Reuters.
Sementara itu, imbal hasil obligasi Treasury AS melonjak lebih dari sepuluh basis poin menjadi 4,192%. Akibatnya, Indeks Dolar AS (DXY), yang melacak nilai dolar terhadap sekeranjang enam mata uang, telah naik 0,50%, mencapai puncak baru dua bulan di 104,01.
Permusuhan di Timur Tengah berlanjut saat Israel mengungkapkan bahwa proyektil dari Lebanon menghantam wilayah terbuka di Israel tengah. Sementara itu, utusan Iran untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan bahwa pernyataan Biden di Berlin tentang rencana Israel untuk menyerang negara itu bersifat “provokatif.”
Pejabat Federal Reserve (Fed) menyampaikan pernyataan yang tidak sesuai harapan. Presiden Fed Dallas Lorie Logan mengatakan mereka perlu bersikap gesit dengan kebijakan moneter, menambah seruan untuk menurunkan biaya pinjaman secara bertahap.
Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari telah menggemakan komentar Logan, mengatakan bahwa ia melihat adanya pemangkasan suku bunga yang moderat selama beberapa kuartal mendatang sambil menambahkan bahwa bukti pelemahan di pasar tenaga kerja dapat memicu pemangkasan suku bunga yang lebih cepat. Ia menambahkan bahwa Fed “pasti” ingin menghindari resesi.
Meskipun demikian, The Fed sangat diharapkan untuk menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan November. Peluangnya tetap di 87%, menurut data CME FedWatch Tool.