Dalam meneliti dampak potensial pemilu AS mendatang terhadap pasar, analis Deutsche Bank mengidentifikasi empat pelajaran utama dari siklus pemilu historis.
Wawasan ini menekankan bagaimana kejutan masa lalu, hasil yang disengketakan, kendali kongres, dan kesalahan jajak pendapat telah memengaruhi pasar, menawarkan sudut pandang yang dapat digunakan investor untuk mendekati musim pemilu ini.
✍️Pelajaran pertama mencerminkan guncangan pasar tahun 2016, di mana kemenangan tak terduga Donald Trump menyebabkan fluktuasi pasar yang besar.
Analis menunjukkan bahwa salah satu alasan pergolakan itu adalah faktor kejutan; jajak pendapat hanya memberi Trump peluang 28% untuk menang, dan data tingkat negara bagian condong ke Hillary Clinton di daerah medan pertempuran seperti Wisconsin, Michigan, dan Pennsylvania.
Sebaliknya, pada tahun 2024, peluang kemenangan Trump tampak lebih kuat, dengan sumber jajak pendapat seperti FiveThirtyEight memperkirakan probabilitas 54%, dan pasar taruhan di RealClearPolitics menunjukkan kemungkinan 61%.
Perbedaan ini menandakan risiko yang lebih kecil dari respons pasar yang disebabkan oleh guncangan, jika Trump menang lagi, dibandingkan dengan reaksi seismik tahun 2016.
✍️Pelajaran kedua diambil dari hasil pemilu yang kontroversial pada tahun 2000 dan 1876, yang menandai bagaimana periode ketidakpastian yang berkepanjangan secara historis telah mengganggu kestabilan pasar ekuitas.
Pada tahun 2000, misalnya, S&P 500 jatuh segera setelah hari pemilihan, dan kerugian terakumulasi selama sebulan di tengah ketidakpastian tentang hasil akhir.
Pemilihan akhirnya bergantung pada margin yang sangat tipis di Florida, yang mengakibatkan resolusi yang berlarut-larut yang diperpanjang hingga Desember.
Demikian pula, pada tahun 1876, butuh waktu berbulan-bulan untuk mengumumkan pemenang, yang menyebabkan volatilitas pasar di tengah ekonomi yang sudah rapuh selama “Depresi Panjang
Bagi investor pada tahun 2024, preseden ini menggarisbawahi potensi dampak pasar jika ketidakpastian yang berkepanjangan muncul, terutama jika hasil penting negara bagian cukup dekat untuk memicu gugatan hukum.
✍️Kontrol Kongres merupakan pelajaran sejarah ketiga, dengan analis Deutsche Bank mencatat peran pentingnya dalam membentuk kemanjuran presiden.
Sejak pemerintahan Bill Clinton, setiap presiden AS yang baru memulai masa jabatan mereka dengan kontrol terpadu atas Kongres, yang memudahkan proses legislatif untuk agenda mereka.
Namun, pemerintahan yang terbagi menciptakan hambatan, terutama di sekitar kebijakan fiskal dan negosiasi plafon utang.
Saat ini, pasar prediksi menunjukkan kemungkinan beragam dari pemerintahan yang bersatu pada tahun 2024, yang mencerminkan kemungkinan bahwa salah satu pihak dapat mengendalikan satu atau kedua kamar secara independen.
Ketidakpastian ini menunjukkan bahwa investor mungkin menghadapi risiko tambahan, karena Kongres yang terbagi dapat membatasi kemajuan kebijakan fiskal, menggemakan perjuangan pemerintahan sebelumnya dalam situasi serupa.
✍️Terakhir, pelajaran keempat menandai konsistensi kesalahan jajak pendapat di seluruh negara bagian utama. Riset Deutsche Bank menunjukkan pemilihan umum 2016 dan 2020 sebagai contoh ketika jajak pendapat meremehkan kinerja Partai Republik di seluruh negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya dan di Kongres.
Pola ini penting untuk pemilihan umum saat ini, karena menunjukkan bahwa kesalahan yang menguntungkan satu kandidat di satu negara bagian cenderung mencerminkan kesalahan di negara bagian yang masih belum jelas arah politiknya.
Kesalahan yang berkorelasi seperti itu dapat menyebabkan kesalahan penilaian kolektif atas hasil pemilihan umum dan kendali kongres, yang memperbesar potensi gangguan pasar jika hasilnya berbeda dari ekspektasi sebelum pemilihan umum.