Hari ini Presiden Donald Trump berrencana untuk mengumumkan tarif baru yang disebut “Liberation Day” di Rose Garden Gedung Putih. Tarif ini bertujuan untuk melindungi industri AS dan menghentikan eksploitasi ekonomi oleh negara lain. Namun, banyak pihak khawatir bahwa kebijakan ini dapat memicu perang dagang global dan berdampak negatif pada ekonomi AS serta dunia. Kritik juga menyebutkan bahwa konsumen AS kemungkinan besar akan menanggung beban biaya tambahan akibat tarif ini.
Kebijakan tarif Liberation Day yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada 2 April 2025 diperkirakan akan membawa dampak besar pada pasar keuangan global. Berikut beberapa efek utama yang telah diamati atau diprediksi oleh para ahli:
- Penurunan Indeks Saham: Indeks Dow Jones mengalami penurunan tajam sebesar 700 poin menjelang pengumuman tarif. Investor khawatir bahwa kebijakan ini akan memperburuk kondisi ekonomi dan meningkatkan risiko resesi.
- Volatilitas Pasar: Para analis memperingatkan bahwa pasar keuangan akan mengalami volatilitas ekstrem, dengan kemungkinan penurunan nilai saham dan aset kripto hingga 10-15% jika tarif yang diumumkan lebih luas dari yang diperkirakan.
- Kekhawatiran Resesi: Kebijakan tarif ini dapat menurunkan produk domestik bruto (PDB) AS sekitar 0,7% dan menghilangkan sekitar 500 ribu lapangan kerja. Hal ini meningkatkan kekhawatiran akan perlambatan ekonomi yang lebih dalam.
- Dampak pada Konsumen: Lonjakan tarif akan menaikkan harga barang bagi konsumen AS, terutama pada produk impor seperti mobil, chip komputer, obat-obatan, dan minyak. Biaya hidup yang semakin tinggi dapat mengurangi daya beli masyarakat.
- Reaksi Global: Negara-negara seperti Meksiko dan Kanada sedang berusaha menenangkan Trump untuk menghindari dampak negatif lebih lanjut. Namun, banyak ahli percaya bahwa langkah-langkah ini hanya solusi jangka pendek dan tidak akan sepenuhnya mencegah risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif ini.