Harga emas mencetak rekor tertinggi, dipicu oleh semakin menguatnya indikasi pelemahan pasar tenaga kerja dan harapan yang melonjak untuk pelonggaran moneter oleh Federal Reserve
Indikator pasar tenaga kerja: Data survei Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLTS) menunjukkan penurunan jumlah lowongan pekerjaan lebih besar dari perkiraan. Ini adalah pertama kalinya dalam lebih dari empat tahun bahwa jumlah lowongan pekerjaan lebih sedikit dibandingkan pencari kerja — merupakan sinyal nyata pendinginan kondisi pasar tenaga kerja
Respons kebijakan: Pelemahan pasar tenaga kerja tersebut meningkatkan ekspektasi pelonggaran kebijakan moneter. Para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan 98% bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC bulan September
Faktor risiko tambahan: Ketidakpastian politik dan ekonomi—termasuk kekhawatiran mengenai independensi Federal Reserve serta kebijakan perdagangan yang bergejolak—menambah daya tarik emas sebagai aset safe-haven
Pada penutupan 4:10 PM ET, futures emas untuk pengiriman Desember naik $20, atau 0,56%, menjadi berada di $3.619,50 per ounce, mencatat rekor baru
Secara keseluruhan, emas saat ini sedang menikmati momentum kuat. Kombinasi pelemahan pasar tenaga kerja, tekanan politik terhadap Fed, dan harapan pemangkasan suku bunga telah menciptakan kondisi yang sangat mendukung bagi kenaikan harga emas. Jika sentimen ini berlanjut, atau data ekonomi kembali lemah, harga emas berpotensi mempertahankan tren positifnya.