Amerika Serikat dan Tiongkok melanjutkan pembicaraan perdagangan di London pada 10 Juni 2025, setelah sesi pertama di Jenewa. Kedua negara berusaha mempertahankan kesepakatan untuk mengurangi tarif, meskipun ada ketegangan terkait ekspor tanah jarang dari Tiongkok. AS menuduh Tiongkok melanggar kesepakatan Jenewa dengan memperlambat pelepasan tanah jarang yang sangat dibutuhkan industri. Presiden AS Donald Trump mengklaim bahwa perbincangannya dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping menghasilkan kesimpulan yang positif.
Dalam perundingan, AS berharap adanya kesepakatan yang akan memungkinkan pelonggaran kontrol ekspor mereka dan peningkatan volume pengiriman tanah jarang dari Tiongkok. Sementara itu, Tiongkok ingin AS mengurangi pembatasan pada teknologi dan akses pasar bagi perusahaan teknologi mereka. Kedua pihak telah mengurangi tarif sebagai bagian dari kesepakatan sebelumnya, namun ada kekhawatiran bahwa Tiongkok belum sepenuhnya memenuhi komitmennya.
Di sisi lain, Tiongkok juga berupaya membentuk aliansi dengan mitra dagang lainnya, seperti Jepang dan Korea Selatan, untuk mengatasi dampak tarif AS. Beijing telah mengusulkan “jalur hijau” untuk memperlancar ekspor tanah jarang ke Uni Eropa. Pembicaraan lebih lanjut antara Tiongkok dan UE dijadwalkan berlangsung pada bulan Juli.