images

Siaga Dunia! Risiko ‘Trumpcession’ Meningkat, Amerika Resesi

Jakarta, CNBC Indonesia – Risiko ekonomi Amerika Serikat (AS) akan memasuki resesi tahun ini meningkat. Hal ini ditegaskan para ekonom.
Pendekatan Presiden AS Donald Trump disebut kacau. Perang dagang yang ia lakukan dengan kenaikan tarif malah menghantam pasar.

Mengutip The Guardian, Selasa (11/3/2025), para ekonom mengatakan risiko ‘Trumpcession’ meningkat karena tindakan nekat dan pendekatan tarif yang terputus-putus dari Trump mengguncang investor global, yang dicontohkan dengan keputusan minggu lalu untuk menghentikan tarif AS atas barang-barang dari Kanada dan Meksiko untuk kedua kalinya dalam beberapa bulan. Trumpcession sendiri merupakan idiom dari Trump dan recession atau resesi, penurunan ekonomi atau negatif dua kuartal berturut-turut atau lebih dalam satu tahun.

“[Keputusannya] yang berubah-ubah tentang tarif, dan pandangannya yang kuno tentang Amerika terlebih dahulu, membebani konsumsi dan menghancurkan kepercayaan,” ujar analis dari platform perdagangan XTB, Katleen Brooks.

Jumat lalu sebenarnya, analis Goldman Sachs sudah mengatakan bahwa peluang resesi AS telah meningkat dari 15% ke 20%. Morgan Stanley memangkas perkiraan pertumbuhan PDB 2025 dari 1,9% menjadi 1,5%.

Model GDPNow dari Federal Reserve Atlanta, yang memprediksi pertumbuhan berdasarkan data ekonomi yang tersedia, menunjukkan ekonomi AS dapat berkontraksi 2,4% di kuartal pertama (secara tahunan). Namun, angka tersebut dapat berubah-ubah dan sangat dipengaruhi oleh defisit perdagangan AS yang membengkak, yang kemungkinan akan berakhir pada bulan-bulan mendatang.

“Pasar sekarang mulai khawatir tentang prospek pertumbuhan pada tahun 2025,” kata kepala ekonom di manajemen kekayaan global UBS, Paul Donovan.

“Kebijakan tarif Trump tidak dapat diprediksi, dengan serangkaian kemunduran yang begitu cepat sehingga hampir bertabrakan dengan pengumuman kenaikan pajak berikutnya,” tegasnya.

“Kebijakan tarif AS yang cukup kacau masih memungkinkan perusahaan untuk menjual cerita kepada pelanggan mereka untuk menutupi kenaikan harga, dan beberapa mungkin juga mencoba untuk menaikkan harga dengan mengantisipasi tarif yang pada akhirnya dibatalkan.”

Trump sendiri juga menolak untuk menenangkan warganya soal potensi resesi. Ia memperingatkan akan ada “masa transisi” dan cenderung tidak mengesampingkan kemungkinan resesi pada 2025.